Kelaparan di Yahokimo, Papua Menewaskan 55 Orang
Date: Fri, 9 Dec 2005 13:50:00 +0000
From: Radio Nederland Berita list manager <owner-berita@RNW.NL>
Subject: Warta Berita - Radio Nederland, 09 Desember 2005
---------------------------------------------------------------------
* BENCANA KELAPARAN DI PAPUA
Bulan lalu, di propinsi Papua, dipastikan 55 orang tewas akibat kelaparan. Selanjutnya, demikian dilaporkan oleh harian Kompas di Jakarta, lebih dari 100 orang terbaring lemah akibat lapar, dan sekitar 55.000 lainnya sudah tidak mempunyai persediaan bahan makanan sama sekali. Pada awal tahun ini, hutan-hutan setempat menghasilkan sangat banyak buah-buahan, sehingga penduduk desa terlambat menanam bahan pangan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mengutus menteri koordinator kesejahtreraan rakyat, Aburizal Bakrie untuk datang ke Papua, guna menyediakan bahan makanan dan obat-obatan.
* KELAPARAN DI YAHOKIMO, PAPUA MENEWASKAN 55 ORANG
Menko kesra Aburizal Bakrie mendapat perintah presiden SBY untuk menangani bencana kelaparan di Kabupaten Yahokimo, Papua, yang telah menewaskan 55 orang sementara 112 lainnya sakit parah. Yahokimo adalah kabupaten pemekaran dan wilayahnya tidak bisa ditempuh lewat darat, hanya bisa lewat udara. Bupati Yahokimo Ones Pahabol menyatakan, bencana ini disebabkan rakyat terlambat menanam sehingga sekarang kehabisan umbi-umbian. Tetapi menurut Ibu Tanti Monim, yang besar di Yahokimo, tingginya curah hujanlah yang menjadi penyebab kegagalan panen penduduk.
Tanti Monim [TM]: Tempat lahir saya itu Merauke, tetapi saya memang sempat besar juga di Yahokimo karena orang tua saya adalah perintis di Yahokimo juga. Guru pertama di sana. Dan kebetulan tadi saya baru kembali dari Yahokimo ke Wamena.
Radio Nederland [RN]: Bisa ibu menceritakan bagaimana keadaan terakhir?
TM: Saya berada di ibukota kabupatennya. Kabupaten Yahokimo dan tempat yang terkena bencana itu, kami harus pergi dengan menggunakan pesawat. Dan bupati Yahokimo tadi pagi langsung pergi ke dua tempat, kemudian tadi siang ke satu tempat lain. Jadi hari ini mereka kunjungi tiga daerah di Yahokimo yang terkena bencana kelaparan itu.
RN: Daerah mana saja itu bu?
TM: Yang tadi itu, Lolat, kemudian Korupun dan Holuon.
RN: Yang sampai saat ini ibu ketahui berapa orang yang meninggal?
TM: Untuk jumlah meninggal, menurut masyarakat itu 55 orang. Kemudian 112 yang menderita sakit akibat kelaparan.
RN: Dan di mana mereka yang ke-112 ini?
TM: Di sana rumah sakit tidak ada. Yang ada cuma Pustu, puskesmas pembantu. Sehingga mereka itu tidak bisa dirawat di rumah sakit. Dan mereka masih tetap tinggal di rumah mereka sampai dengan hari ini.
RN: Lalu penyebab kelaparan itu apa ibu?
TM: Itu karena faktor alam. Dan itu memang sering terjadi. Setiap lima tahun pasti ada bencana begini kelaparan, bukan karena kemalasan atau yang lain-lain. Tetapi itu karena faktor alam.
RN: Nah faktor alam itu apa bu?
TM: Yah curah hujan yang sangat tinggi, sehingga hasil kebun mereka itu tidak bisa mereka panen.
RN: Jadi kelaparan ini memang terjadi setiap lima tahun sekali atau ini yang terparah?
TM: Ini yang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Karena curah hujan saat ini lebih tinggi ketimbang yang lalu-lalu. Dan di sini yang terkena itu ada tujuh kecamatan dan 10 pos perwakilan.
RN: Maksudnya apa itu bu, pos perwakilan?
TM: Pos perwakilan itu persiapan untuk menjadi suatu kecamatan. Belum definitif, jadi masih persiapan.
RN: Bupati Yahokimo mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena mereka terlambat menanam. Apa betul itu?
TM: Ya kalau terlambat menanam itu kemungkinan kecil. Tetapi kalau faktor alam, itu bukan sekali ini terjadi, tetapi sudah beberapa kali terjadi sejak tahun 1976 sampai dengan saat ini. Itu setiap lima tahun pasti ada kelaparan.
RN: Kalau misalnya setiap lima tahun itu pasti ada kelaparan, mustinya kan pemerintah setempat itu sudah mengambil suatu langkah-langkah ya?
TM: Karena Yahokimo ini baru, kabupaten pemekaran, pemekaran dari kabupaten Jayawijaya, jadinya untuk pengaturan mengantisipasi seperti itu belum terpikirkan. Itu menurut saya, mungkin. Karena bupati Ones Pahabol ini baru dilantik tanggal 28 Oktober 2005.
RN: Sampai sekarang sudah ada bantuan yang datang?
TM: Bantuan yang datang, yang kemarin saya tahu itu dan saya lihat sendiri, kemarin itu dari Boven Digoel dan dari Asmat. Itu berupa sembako. Baru didrop dan tadi ketika bupati pergi ke tiga wilayah itu sudah sempat dibawa. Tetapi belum semua, karena masih akan didrop lagi dari Boven Digoel dan Asmat.
RN: Wilayah yang terkena bencana itu, sulit untuk didatangi atau bagaimana?
TM: Yah sulit untuk didatangi karena transportasi satu-satunya adalah pesawat Cessna milik MAF. Jalan darat tidak ada, dan alternatif terakhir adalah heli.
Demikian Ibu Tanti Monim, yang besar di Yahokimo.
---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/
-------------------------------------
# Jalan Setapak, My Blogger #
http://djuni.blogspot.com/
http://beritalingkungan.blogspot.com/
------------------------------------
From: Radio Nederland Berita list manager <owner-berita@RNW.NL>
Subject: Warta Berita - Radio Nederland, 09 Desember 2005
---------------------------------------------------------------------
* BENCANA KELAPARAN DI PAPUA
Bulan lalu, di propinsi Papua, dipastikan 55 orang tewas akibat kelaparan. Selanjutnya, demikian dilaporkan oleh harian Kompas di Jakarta, lebih dari 100 orang terbaring lemah akibat lapar, dan sekitar 55.000 lainnya sudah tidak mempunyai persediaan bahan makanan sama sekali. Pada awal tahun ini, hutan-hutan setempat menghasilkan sangat banyak buah-buahan, sehingga penduduk desa terlambat menanam bahan pangan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono segera mengutus menteri koordinator kesejahtreraan rakyat, Aburizal Bakrie untuk datang ke Papua, guna menyediakan bahan makanan dan obat-obatan.
* KELAPARAN DI YAHOKIMO, PAPUA MENEWASKAN 55 ORANG
Menko kesra Aburizal Bakrie mendapat perintah presiden SBY untuk menangani bencana kelaparan di Kabupaten Yahokimo, Papua, yang telah menewaskan 55 orang sementara 112 lainnya sakit parah. Yahokimo adalah kabupaten pemekaran dan wilayahnya tidak bisa ditempuh lewat darat, hanya bisa lewat udara. Bupati Yahokimo Ones Pahabol menyatakan, bencana ini disebabkan rakyat terlambat menanam sehingga sekarang kehabisan umbi-umbian. Tetapi menurut Ibu Tanti Monim, yang besar di Yahokimo, tingginya curah hujanlah yang menjadi penyebab kegagalan panen penduduk.
Tanti Monim [TM]: Tempat lahir saya itu Merauke, tetapi saya memang sempat besar juga di Yahokimo karena orang tua saya adalah perintis di Yahokimo juga. Guru pertama di sana. Dan kebetulan tadi saya baru kembali dari Yahokimo ke Wamena.
Radio Nederland [RN]: Bisa ibu menceritakan bagaimana keadaan terakhir?
TM: Saya berada di ibukota kabupatennya. Kabupaten Yahokimo dan tempat yang terkena bencana itu, kami harus pergi dengan menggunakan pesawat. Dan bupati Yahokimo tadi pagi langsung pergi ke dua tempat, kemudian tadi siang ke satu tempat lain. Jadi hari ini mereka kunjungi tiga daerah di Yahokimo yang terkena bencana kelaparan itu.
RN: Daerah mana saja itu bu?
TM: Yang tadi itu, Lolat, kemudian Korupun dan Holuon.
RN: Yang sampai saat ini ibu ketahui berapa orang yang meninggal?
TM: Untuk jumlah meninggal, menurut masyarakat itu 55 orang. Kemudian 112 yang menderita sakit akibat kelaparan.
RN: Dan di mana mereka yang ke-112 ini?
TM: Di sana rumah sakit tidak ada. Yang ada cuma Pustu, puskesmas pembantu. Sehingga mereka itu tidak bisa dirawat di rumah sakit. Dan mereka masih tetap tinggal di rumah mereka sampai dengan hari ini.
RN: Lalu penyebab kelaparan itu apa ibu?
TM: Itu karena faktor alam. Dan itu memang sering terjadi. Setiap lima tahun pasti ada bencana begini kelaparan, bukan karena kemalasan atau yang lain-lain. Tetapi itu karena faktor alam.
RN: Nah faktor alam itu apa bu?
TM: Yah curah hujan yang sangat tinggi, sehingga hasil kebun mereka itu tidak bisa mereka panen.
RN: Jadi kelaparan ini memang terjadi setiap lima tahun sekali atau ini yang terparah?
TM: Ini yang terparah dari tahun-tahun sebelumnya. Karena curah hujan saat ini lebih tinggi ketimbang yang lalu-lalu. Dan di sini yang terkena itu ada tujuh kecamatan dan 10 pos perwakilan.
RN: Maksudnya apa itu bu, pos perwakilan?
TM: Pos perwakilan itu persiapan untuk menjadi suatu kecamatan. Belum definitif, jadi masih persiapan.
RN: Bupati Yahokimo mengatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah karena mereka terlambat menanam. Apa betul itu?
TM: Ya kalau terlambat menanam itu kemungkinan kecil. Tetapi kalau faktor alam, itu bukan sekali ini terjadi, tetapi sudah beberapa kali terjadi sejak tahun 1976 sampai dengan saat ini. Itu setiap lima tahun pasti ada kelaparan.
RN: Kalau misalnya setiap lima tahun itu pasti ada kelaparan, mustinya kan pemerintah setempat itu sudah mengambil suatu langkah-langkah ya?
TM: Karena Yahokimo ini baru, kabupaten pemekaran, pemekaran dari kabupaten Jayawijaya, jadinya untuk pengaturan mengantisipasi seperti itu belum terpikirkan. Itu menurut saya, mungkin. Karena bupati Ones Pahabol ini baru dilantik tanggal 28 Oktober 2005.
RN: Sampai sekarang sudah ada bantuan yang datang?
TM: Bantuan yang datang, yang kemarin saya tahu itu dan saya lihat sendiri, kemarin itu dari Boven Digoel dan dari Asmat. Itu berupa sembako. Baru didrop dan tadi ketika bupati pergi ke tiga wilayah itu sudah sempat dibawa. Tetapi belum semua, karena masih akan didrop lagi dari Boven Digoel dan Asmat.
RN: Wilayah yang terkena bencana itu, sulit untuk didatangi atau bagaimana?
TM: Yah sulit untuk didatangi karena transportasi satu-satunya adalah pesawat Cessna milik MAF. Jalan darat tidak ada, dan alternatif terakhir adalah heli.
Demikian Ibu Tanti Monim, yang besar di Yahokimo.
---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/
# Jalan Setapak, My Blogger #
http://djuni.blogspot.com/
http://beritalingkungan.blogspot.com/
------------------------------------