Tuesday, December 27, 2005

Blog #/ timpakul (Peringkat Pertama 234 Blog Lingkungan

BLOG #/ timpakul
celoteh anak timpakul di tepi karangmumus


Deskripsi Blog #/ timpakul

Deskripsi Blog #/ timpakul antara lain: “anak timpakul merupakan individu yang ingin membagikan pemikirannya melalui berbagai ruang yang dimiliki. anak timpakul mencoba mengurai keruwetan kerangka berpikir dalam kondisi hari ini yang masih sangat jauh dari mimpi dan cita. anak timpakul dapat dihubungi melalui email: webie@timpakul.or.id atau sms pada nomor 0856 530 5303”.

Dalam riset saya yang berjudul 234 BLOG LINGKUNGAN INDONESIA, Blog #/ timpakul menduduki PERINGKAT PERTAMA. Semula alamat Blog #/ timpakul adalah di http://timpakul.blog.com/, tapi kemudian dipindah ke alamat yang sekarang yaitu di http://celoteh.timpakul.or.id/

Blog #/ timpakul ini sangat impresif dengan didominasi warna hijau daun dan putih. Pengunjung akan disambut dengan foto pemandangan gunung Merapi yang tampaknya diambil dari lereng selatan gunung Merapi (Desa Kinahredjo). Tampak sang pemilik blog ini nampang di sebelah kiri sambil tersenyum. Blog #/ timpakul ini dibuat oleh Adefadli, seorang aktivis lingkungan dan sosial yang sangat aktif dari Kalimantan Timur. Di bawah tulisan Blog #/ timpakul ada tulisan pendek yang berbunyi “celoteh anak timpakul di tepi karangmumus”. Apa arti di tepi Karangmumus? Ini mungkin nama suatu tempat yang hanya diketahui oleh sang pemilik blog.


Siapa Adefadli?

Siapa Adefadli? Dalam salah satu email yang dikirim ke suatu milis tentang pendidikan lingkungan, ada info kecil tentang dia, yaitu sebagai Direktur BEBSiC. Tapi, apa itu BEBSiC? Silahkan kontak langsung dengan Adefadli atau coba klik Bekantan Brotherhood. Selain itu dia juga mempunyai website yang dia kelola, yaitu : www.hijaubiru.org

Adefadli mempunyai kepedulian yang sangat luas tentang lingkungan dan sosial. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya topik dan artikel yang ada di-blog-nya. Ada 15 (lima belas) topik/ruang dalam blog ini, antara lain: alam maya, alam nyata, bencana, celoteh, hutan, informasi, kapital, khayal, konservasi, miskin, pendidikan, sampah, sawit, sisi, urai.

Sekali lagi selamat kepada kawan Adefadli. Bravo!

Salam,
Djuni Pristiyanto
Moderator Milis Lingkungan, Milis Berita Lingkungan, Milis Tapal dan Milis WGCoP
Blog : Jalan Setapak dan Berita Lingkungan Indonesia


============================================

Daftar topik/ruang Blog #/ timpakul:

1. alam maya
2. alam nyata
3. bencana
4. celoteh
5. hutan
6. informasi
7. kapital
8. khayal
9. konservasi
10. miskin
11. pendidikan
12. sampah
13. sawit
14. sisi
15. urai


Daftar artikel sebulan terakhir (November - Desember 2005) Blog #/ timpakul:

Ketahanan Pangan dan Kelapa Sawit

[Sebuah catatan kecil terhadap tulisan Dr. Daroni, SIP, SP, MP tentang Usaha Tani Dukung Ketahanan Pangan Kaltim <http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp?Berita=Opini&id=141641>]

Sangat disadari, sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian rakyat Indonesia hari ini. Tak dapat dipungkiri, pembangunan sektor pertanian dalam arti luas telah menjadi sebuah jargon pemerintah dari berbagai level. Indonesia sendiri pernah mengalami pencapaian puncak “semu” di sektor pertanian dengan menjadi negara surplus beras, sehingga dengan sangat bangga, negeri ini disebut sebagai bangsa agraris.
Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pertanian semakin menuju jurang keterpurukannya. Sebuah harapan agar sektor ini mampu menopang ketahanan pangan nasional, senyatanya telah menggiring rakyat (petani) kepada wilayah penghancuran.

Biopiracy

Biopiracy refers to the privatization and unauthorized use of biological resources by entities (including corporations, universities and governments) outside of a country which has pre-existing knowledge. This privatization and use is sometimes claimed to be predatory. [wikipedia <http://en.wikipedia.org/wiki/Biopiracy>]
Biopiracy. Kembali teringat saat menyaksikan film Anacondas: The Hunt For The Blood Orchid <http://www.hboasia.com/browse/details.jsp?id=2026&amp;curCountry=62&curCountry=62> tengah malam tadi. Film ini bercerita tentang perjalanan sebuah tim untuk menemukan bunga anggrek di pedalaman borneo yang akan digunakan sebagai bahan pembuat obat-obatan. Diceritakan bahwa bunga anggrek tersebut dapat menyembuhkan penyakit dan bernilai sangat tinggi, sehingga salah seorang anggota tim tidak segan-segan membayar hingga US$100.000,- untuk menyewa kapal menuju lokasi.

Sebatang Pohon Cemara

Pohon Cemara. Selalu dipajang di setiap ruang publik saat merayakan hari penting bagi sebuah komunitas. Tak terbayang telah berapa banyak pohon cemara yang tertebang setiap tahunnya. Hingga saat ini telah banyak yang menggantikannya dengan sebatang pohon plastik.
Seorang kawan pernah pula selalu membeli pohon cemara sebagai sebuah ritual tahunan. Setelah usai perayaan, pohon cemara tersebut ditanamkan di depan rumahnya. Kian tahun, kian bertambah pula pohon cemara yang tertanam. Tanpa niatan untuk membuat kebun, hari ini rumahnya telah menjadi sebuah kebun kecil cemara.

Kayu Bersertifikat

Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang memberitahukan, semua produk yang terkait dengan kehutanan yang akan diekspor ke jepang harus tidak menggunakan bahan baku kayu ilegal dan harus mempunyai sertifikat dari Lembaga Ekolabel. Untuk itu, produk yang terkait dengan kehutanan dari Indonesia yang akan diekspor ke Jepang harus mempunyai sertifikat dari Lembaga Ekolabel Indonesia <http://www.lei.or.id> (LEI). [milis LEI]
Kayu bersertifikat. Sepertinya cara inilah yang dipergunakan sebagai alat identifikasi legalitas dan lestarinya kayu yang beredar di satu negara. Berbagai perangkat telah dikembangkan, mulai FSC hingga LEI. Mulai penandaan secara manual hingga menggunakan barcode. Sebuah titik harapan terhadap kelestarian hutan dan semakin berkurangnya perdagangan kayu ilegal.

Dicari Televisi Tanpa Kekerasan dan Kebohongan!

Dikarenakan semakin sulitnya menemukan tayangan tanpa kekerasan dan kebohongan di televisi yang saat ini telah dimiliki, maka sangat dibutuhkan, bagi yang mengetahui dimana bisa ditemukannya, sebuah TELEVISI tanpa KEKERASAN dan KEBOHONGAN. Bila menemukan, sampaikanlah dengan segera agar tak lagi banyak rakyat negeri ini yang menikmati disajikan kekerasan dan kebohongan di atas meja makannya.
24 Desember 2005 7:37:27 | timpakul

Song for Planet: Lagu untuk Setumpuk Sampah

Pada akhir pekan lalu, sebuah stasiun televisi menyiarkan enam lagu untuk planet yang kabarnya adalah mengangkat isu-isu lingkungan hidup. Sangat menggembirakan. Karena lingkungan hidup telah coba diangkat sebagai sesuatu yang khusus di akhir tahun ini. Dari enam lagu yang disajikan, sangat lebih menghibur sebenarnya adalah lagu selingan yang disela dengan penjelasan singkat oleh seorang dosen tentang air, hutan dan udara. Dengan sedikit tayangan profil penghisap kekayaan alam Indonesia yang semoga saat itu benar sedang tidak berbohong dengan mengatakan bahwa mereka melakukan perlindungan terhadap lingkungan hidup.

aku bukan lagi boneka barbie

Papan putih didepanku bertuliskan US$10.000
Seolah bercerita tentang diriku
“Belilah aku”
Aku berbalut gaun pengantin sutera
”Tak mahal”
Gigi putih menyeruak diantara senyum bibir merahku
”Aku tak butuh kasih sayang”
Jemariku yang berhias berlian mengelus wajah cantikku
”Relakanlah keping emasmu untuk miliki diriku“
Lentik bulu mataku bergetar iringi kedipan sendu
[051222]
:: celoteh hati seorang kawan yang tak terungkap menjelang hari ibu

234 Blog Lingkungan Indonesia

Hari ini, moderator milis lingkungan dan berita-lingkungan, sebuah mailing-list lingkungan hidup terbesar di Indonesia mengeluarkan hasil riset yang dilakukannya. Dengan judul “234 BLOG LINGKUNGAN INDONESIA“, yang saya yakin judulnya tidak ada hubungannya dengan pertembakauan.
Sedikit membanggakan, dari riset yang beliau lakukan blog: <http://timpakul.blog.com/> berada di peringkat pertama. Hmm… hal yang menarik, saya sudah tidak update lagi sejak 15 Oktober 2005, karena beralih ke halaman ini dengan mirror di <http://celoteh.timpakul.or.id/>. Mungkin karena belum masuk kategori blog di google <http://blogsearch.google.com/> ya?

Guru dan satwa

Di negara BBM (Benar-Benar Mabok) [sebuah acara di televisi] dibahas tentang guru dan satwa. Bahwa sebenarnya Indonesia ini hanya peduli dengan satwa dan baru bulan ini mulai peduli dengan guru. Indikatornya sederhana. Bahwa UU Perlindungan Satwa telah lama diterbitkan, sedangkan UU Guru dan Dosen baru saja diundangkan. Walaupun ternyata dalam UU Guru dan Dosen, kesejahteraan bagi guru masih berupa tanda tanya.
Menarik memang bila tahu berapa biaya untuk seekor orangutan di tempat perehabilitasiannya. Perbandingan sederhananya adalah seekor orangutan menghabiskan biaya 5 kali dari gaji guru hari ini. Ternyata tak salah bila guru memang bukan bagian yang penting di negeri ini. Orangutan lebih diutamakan. Hanya karena ia menjadi maskot dunia. Hanya karena ia menjadi icon. Hanya karena ia menghasilkan uang.
20 Desember 2005 9:45:35 | timpakul

kearifan dan hukum

Mengisi waktu sore hari, ngobrol sedikit tentang hukum adat yang ada di Kaltim. Dengan referensi dan seorang kawan yang pernah berkeliling berbagai wilayah di Kaltim, mulailah melakukan perabaan terhadap kondisi kekinian. Mulai pemetaan aktivitas, hingga riset yang pernah dilakukan berkaitan dengan masyarakat adat.
Satu titik kemudian menarik diperbincangkan, antara kearifan lokal dan hukum lokal. Ada pemaknaan berbeda dalam melihat antara kata kearifan dan hukum. Kearifan tradisional sering kali digunakan dalam berbagai rekomendasi maupun laporan yang dikeluarkan oleh berbagai lembaga sebagai bentuk keberpihakan pada kepentingan komunitas lokal. Namun kemudian terlihat terjadi pengabaian terhadap nilai-nilai kearifan yang dimaksud. Akhirnya, dengan desakan eksternal yang menguat, maka terjadi degradasi dan fragmentasi kearifan di tingkat komunitas. Untuk wilayah individu, masih mampu bertahan, sedangkan untuk wilayah komunal, semakin cepat pengikisan terjadi.

Meraba

Rasa. Dalam meraba. Membayangkan ruang yang jauh. Ikatan jiwa. Mencari. Membutakan pemikiran.
Inilah yang harus dilakukan bila masih belum punya begitu banyak gambaran tentang sebuah lokasi. Harus meraba-raba, membayangkan, menyatukan pemikiran ke ruang baru. Ruang emosi antar pihak pun coba digali. Akhirnya hanya pada satu titik. Tak berpikir sesuatu. Positif. Hilangkan asumsi. Melangkah ke dalam ruang yang ingin dimasuki.

Pendidikan Lingkungan Hidup: Bukan untuk pembebanan baru bagi siswa

Manusia terdiri atas pikiran dan rasa dimana keduanya harus digunakan. Rasa menjadi penting digerakkan terlebih dahulu, karena seringkali dilupakan. Bagaimana memulai pendidikan lingkungan hidup? Pendidikan Lingkungan Hidup harus dimulai dari HATI. Tanpa sikap mental yang tepat, semua pengetahuan dan keterampilan yang diberikan hanya akan menjadi sampah semata.
Untuk membangkitkan kesadaran manusia terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, proses yang paling penting dan harus dilakukan adalah dengan menyentuh hati. Jika proses penyadaran telah terjadi dan perubahan sikap dan pola pikir terhadap lingkungan telah terjadi, maka dapat dilakukan peningkatan pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan hidup, serta peningkatan keterampilan dalam mengelola lingkungan hidup

Bermalam minggu di tepi jalan

Bermalam minggu di tepi jalan. Sambil nonton film. Ada yang orasi, baca puisi, menyanyi. Hari Hak Asasi Manusia diperingati dalam kondisi negeri yang belum juga berhenti memberikan kekerasan kepada rakyatnya. Kedaulatan rakyat yang digadaikan.
Berbagai elemen bersama. Dalam dinginnya malam sehabis rintik hujan. Melewatkan hiruk pikuk gemerlapnya sebuah mal yang berdiri di atas resapan air. Aparat keamanan yang disibukkan atas nama tugas. Tak ada keindahan. Hanya sebuah tanya, apakah benar rakyat masih punya hak asasi?

kekerasan bunga tidurku

udara pagi tak berikan sejuknya hari ini
celoteh penyiar tivi sajikan darah
tinta koran lukiskan amarah
kekerasan
tersaji di meja makan
darah dan air mata
minuman penghangat musim ini
[051210]
:: di hari hak asasi manusia sedunia

200 rupiah

Uang. Tetap bisa mempengaruhi pemikiran. Setidaknya inilah yang coba dilakukan dalam sebuah kumpul-kumpul untuk meningkatkan kapasitas kawan-kawan mahasiswa Ekonomi di Kebun Raya Unmul Samarinda. Dua hari sebelum acara dihubungi oleh panitia untuk memberikan materi berkaitan dengan kebersamaan dan loyalitas dalam mencapai visi. Materi yang memaksa untuk memutar otak.
Diantara persiapan peringatan hari Hak Asasi se dunia di Samarinda yang akan digelar sabtu malam di simpang empat voorfo, sesekali mencoba mengetikkan sedikit tulisan untuk memenuhi harapan panitia. Tiba di lokasi lima belas menit sebelum jadwal berbicara, meraba-raba kondisi peserta, diskusi sedikit dengan kawan panitia. Akhirnya mencoba untuk tidak sebagai pemberi materi, namun sebagai kawan bermain.

Heart of Borneo: Kematian Rakyat Borneo

Heart of Borneo. Jantung Borneo. Sebuah gagasan yang dilontarkan oleh sebuah lembaga konservasi internasional dengan mengejar penyelamatan beberapa kawasan di tengah Borneo. Kawasan Taman Nasional, Cagar Alam, Hutan Lindung, hingga kawasan benilai konservasi lainnya dijadikan sebagai sebuah etalase konservasi.
Ketika sebuah kawasan dideklarasikan menjadi sebuah kawasan konservasi, sejenak menjadi sebuah tusukan kematian bagi komunitas di kawasan tersebut. Baik terhadap manusia, maupun terhadap satwa dan tetumbuhannya. Nilai pengetahuan digali sedalam-dalamnya, “diperdagangkan”, hingga menjadi sebuah kebanggaan bagi pihak internasional. Namun tidak bagi komunitas lokal.

Konsultasi Publik: Ritual Akhir Tahun

Konsultasi Publik. Sepertinya telah menjadi ritual akhir tahun. Setelah RUU Sampah, Revisi PP 34/2002 dan kawan-kawannya, berikutnya ada lagi konsultasi publik untuk revisi UU 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, disertai dengan rencana ratifikasi dua konvensi internasional berkaitan dengan bahan kimia beracun berbahaya. Tak ada publik disini. Yang hadir pelayan publik.
Ritual akhir tahun. Dikarenakan anggaran pemerintah akan tutup pada tanggal 15 Desember, maka berlomba-lombalah dilakukan kegiatan di akhir tahun. Penghabisan anggaran? Entahlah. Namun setidaknya ada tiga instansi pemerintah pada saat bersamaan melaksanakan kegiatan di sebuah hotel di kota minyak ini.

Yogya: Tradisi-Modernitas-Intelektual-Kreatifitas

Menikmati Kota Yogya, menikmati sebuah kumpulan nilai. Tradisi, modernitas, intelektual, kreatifitas. Setidaknya empat hal ini yang berada di dalam ruang kota Yogya. Sebuah garis dari Merapi hingga Laut Selatan dengan titik tengah Keraton Yogya, tak pernah terpikirkan sebelumnya sebagai sebuah ruang pemikiran yang didalamnya seharusnya terdapat berbagai nilai. Setidaknya ini yang ada dalam bayang kepala ini.
Dari puncak Merapi. Nilai tradisi masih sangat melekat. Sebuah rutinitas untuk tetap menjaga nilai ekologi dari sebuah kawasan. Pemanfaatan terbatas dari sebuah kawasan yang memberikan anugerah pangan bagi rakyat di sekitarnya, yang menopang kehidupan Kota Yogya dan sekitarnya. Memberikan kesempatan bagi air untuk dapat tertabung bagi kepentingan di musim kemarau. Memberikan ruang kehidupan sempit bagi makhluk hidup lainnya. Taman Nasional bukan tak layak baginya.

Adam Air: Sebuah Kesengsaraan Berkelanjutan

Terbang bersama Adam Air, benar-benar telah menjadi sebuah kesengsaraan berkelanjutan. Dari Jakarta-Yogya, bertemu dengan lebih dari sepuluh kawan yang harus “diterlambatkan” oleh Adam Air, sehingga harus “dipaksa menjual tiket” dan membeli tiket lain dengan harga yang meningkat. Gerutu. Kesal. Hanya ini yang mampu dilakukan.
Mencoba bertanya seandainya Adam Air terlambat terbang, adakah kompensasi bagi penumpang? Seorang petugas loket Adam Air hanya berkata, lihat perjanjian di tiket. Tak ada aturan tentang hal itu. Diajak bertemu dengan Customer Service di Bandara Cengkareng, tak ada seorangpun disana. Saran dari petugas Adam Air, hanyalah silahkan kirimkan komplain anda ke kantor pusat. Hmm.

singapura yang menyesatkan

Singapura. Negara kecil. Menyeruak diantara bentangan kepulauan Indonesia dan Malaysia. Jalan yang mulus. Hidangan gedung bertingkat. Diantara pepohonan tepi jalan yang tak terlalu banyak roda berputar. Rupiah tak bernilai. Jasa. Investasi. Ruang kecil bagi pepohonan dan satwa. Bandara tanpa pajak. Pengamanan tak seseram di negeri sendiri
Menyesatkan. Tak bisa merokok di berbagai tempat. Tak bisa menyeberang dalam waktu dan ruang sesukanya. Bergerak cepat. Menyesatkan bila menggunakan peta.

bisnis tetap bisnis

Para pelaku bisnis perkebunan kelapa sawit menerima prinsip dan kriteria sawit lestari di sebuah pertemuan meja bundar sawit lestari. Sebuah tanda tanya di kepala seorang kawan yang selama ini bergelut dengan sawit. Kok diterima ya? Dua hari sebelumnya, sangat diramalkan bahwa akan ada penolakan.
Asumsi. Selalu membayangi sebuah pengambilan keputusan yang diperjuangkan dalam sebuah pertarungan. Bias kekhawatiran menjadi mendominasi. Kemudian bermunculan, ah… itu mungkin karena …..

konvervasi dan rakyat

Konservasi. Sebuah hal yang didengung-dengungkan oleh negara utara sebagai media penyelamatan bumi yang semakin memanas. Berbagai pihak sangat mendorong lahirnya jutaan hektar kawasan konservasi di negara selatan. Sebuah kondisi pemaksaan yang dilakukan, yang menjadikan rakyat tersingkir dari kawasan kelolanya.
Bisnis konservasi. Sebuah hal yang kemudian dilakukan disaat telah lahir kebijakan pelindung sebuah kawasan disebut sebagai kawasan konservasi. Perdagangan karbon, wisata lingkungan, hingga bisnis penelitian dan hasil penelitian (pencurian keanekaragaman hayati). Bahkan pulau pun diperdagangkan.
Sebuah tanya. Konservasi untuk siapa?

oknum

Oknum. Ini adalah kata yang paling mudah dikeluarkan ketika seseorang dari sebuah lembaga atau institusi berbuat sesuatu yang bertentangan dengan kelembagaannya. Menuduhkan pada seorang yang bernama oknum ini telah pula menjadikan ketidakjelasan terhadap tanggung gugat sebuah institusi terhadap personal yang berbuat kesalahan. Akhirnya terjadilah pelemparan nilai kesalahan ke luar sebuah institusi.
Dalam beberapa kasus, sangat jelas terungkap adanya kelemahan managerial yang menyebabkan terjadinya kesalahan oleh seseorang yang kemudian diberi gelar oknum tersebut. Pelimpahan kesalahan keluar institusi ini menjadikan tidak dilakukannya perbaikan sistem kelembagaan tersebut, yang akhirnya akan melahirkan oknum-oknum baru. Sangat disayangkan, sepertinya hingga saat ini, sangat dinikmati setiap judul berita koran dengan kata ‘oknum’ dibanding dengan menuduhkan langsung pada institusi yang dimaksud, sebagai sebuah kesalahan kelembagaan. Bukan saatnya lagi menghindari tanggung jawab!

hari tanpa belanja

Seorang kawan menulis informasi hari tanpa belanja, terus liat webnya di: <http://kunci.or.id/htb/>. Juga bisa liat-liat di: <http://adbusters.org/metas/eco/bnd/>

Konsultasi Publik: Hanya Basa-Basi

Kalimat yang serupa aku lontarkan ketika aku ditelpon *** menanggapi komplainku terhadap distribusi undangan. Didepan beberapa kawan, aku komplain atas nama kawan-kawan LSM lain di Kaltim. [respon seorang kawan atas surat terbuka yang kukirim tadi siang]
Konsultasi Publik. Rasanya menjadi mual mendengar kata ini. Ini kali kedua, sebuah proses yang bernama konsultasi publik tidak terbuka untuk publik. Alasan: [1] tak ada biaya, [2] tak cukup ruangan, [3] dikejar waktu. Mengerikan. Disaat sebuah peraturan di negeri ini, yang sejatinya melalui proses yang diketahui oleh publik, akhirnya harus diperkecil pemaknaannya. Akhirnya diriku mengirimkan sebuah surat terbuka:
16 Nopember 2005 16:47:50 | timpakul